irhabi al-mubarok

Bookmark and Share

Selasa, 28 Juli 2009

ISLAM vs ISME

hari terus saja berlalu dan terus meninggalkan luka yang dalam pada tubuh dien islam ini padahal allah sudah menerangkan bahwa agama yang benar disisi allah adalah islam .tapi jika kita melihat sekarang berbagai fitnah,kehancuran,kezaliman,kebinasaan seakan akan menjadi kehidupan yang biasa dilihat pada kehidupan umat muhammad ini .berbagai buku nubuat akhir zaman yang indah seakan laris terjual dan best seller .berbagai buku tentang sebab -sebab kekalahan dan bagaimana umat ini bisa menang terus saja dikeluarkan seakan rak buku tdk cukup ditempati.
setiap hati umat ini kebanyakan berputus asa dan beralih mencari dunia sang kafir memulai makar sang ulama terdiam dan membisu melihat kemungkaran, pemuda khafi,orang shalih dan ikhlas serta mujahid mulai pergi ke font-front jihad menghadapi kafirin sementara para mujaddid tinggal sedikit dan gaung suaranya sayup terdengar dibalik tembok bisu penjara
kebanyakan hati umat islam mulai mati dan ruh-ruh pemberani moyang mereka dibadar pun mulai hilang dan menyisakan sifat menjijikan dan mengejar hawa nafsu .
kenapa ???? kenapa????kenapa????…… seakan pertanyaan itulah yang terus mengalirkan buku bertema kemenagan islam yang dibaca banyak muslim tapi tahukan kalian wahai saudara bagimana kemenagan bisa terjadi sementara hati belum dibersihkan
Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir),{al hijr :12}
Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab)
hati inilah wahi saudara yang berdosa kenapa karena kita terus saja dijejali oleh paham-paham yang yang rusak milik orang-orang kafir ketika perang dunia I dan II ISME-ISME mulai bermunculan keluar dan menggeser paham kegamaan yang dianut manusia pada saat itu ISME buatan manusia ini terus masuk keruang lingkup kehidupan manusia tercatat berbagai ISME mulai muncul seperti: komunisme,kolonialisme ,nasionalisme dan ISME-ISME yang lain yang menggeser perang agama dalam mengatur kehidupan padahal islam adalah sebuah dien yang mengharuskan pengikutnya mepraktekkannya dalam semua segi kehidupan .
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.{al jaatsiyah :18}
apakah allah sembarangan memperingatkan manusia maha suci allah dr sifat seperti itu semua ini dan dien islam ini hadir untuk menghentikan kezaliman dan penindasan dan untuk kalimat lailahaillalah tegak dan mencurahkan keadilan bagi umat manusia tapi sudah sunnatullah bahwa hal yang ada pada saat sekrang terjadi supaya allah menunjukan siapa yang berdusta dan siapa yang benar dan ikhlas untuk dien ini .
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? { al ankabut :2}
sekarang amrik melalui pemimpin kafirnya bush telah mengatakan ikut kami atau teroris pertanyaannya apakah perang ini antara teroris dgn kebaikan model ISME amerika dan ciptaan manusia?.
seluruh negara mengiyakan dan membenarkan amrik lahaula wala quwwatan illah billah .
tapi perang ini antara ISLAM vs ISME buatan manusia bagaimana tidak ketika zina dibiarkan dgn dalih liberalisme ,kemaksiatan diumbar dgn alasan demokrasi ,hak dan kewajiban wanita yang diatur dgn sangat baik gugur dgn doktirn feminisme dan hak asasi yang diralat dan dirusak .
bagaimana tidak kami melawan saat hukum kami dikatakan radikalisme,anarkisme dan kami dikatakana orang fundamentalisme serta terorisme padahal yang kami ingin kan cuma satu semua manusia tunduk dibawah hukum laillah haillahlah.
sungguh!! peperangan ini bukan tentang osama bn laden dgn bush ,atau wtc atau senjata pemusnah masal iraq atau tentang minyak yang diperebutkan.
tapi perang ini adalah perang antara ISLAM vs ISME buatan manusia
dan sksikanlah wahi saudara yang membaca hal ini kami adalah umat muhammad dgn prinsip “is karimaan aumut syahidan” kami hidup mulia atau mati syahid kami hamba allah yang pantang mundur walau harus mati kemenagan terbesar kami bukan ketika kami menaruh bendera islam diatas masjid alaqsa ,atau memenagkan pertarungan dibumi jihad afghan dan lainnya tapi kemenagan terbesar bagi setiap muslim yang diberikan allah kepada kami adaalah ketika darah kami terjatuh ,ridho allah sudah kami dapatkan

Read More......

Cinta Dunia dan Takut Mati, Suatu Penyakit !

"Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu."Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (Hr Abu Dawud dan Ahmad)

Dalam usaha untuk memahami maksud dari hadis nabi Muhammad saw diatas, seseorang akan dengan cepat menyadari pernyataan nabi dalam hadis yang lain:

"Aku telah di berikan kemampuan berkata singkat, namun mempunyai arti yang komprehensif"[Bukhari dan Muslim].

Rasul saw, di anugerahi kemampuan yang sangat besar dalam menyampaikan perkataan dengan jelas sehingga keseluruhan isinya dapat di catat. Dalam hadis tersebut, nabi saw, menggambarkan situasi kaum Muslimin dengan ketepatan yang sangat, pula memberikan solusi didalamnya.

“Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka.”Yang menakjubkan dari hadis ini adalah, penggambaran yang gamblang dan jelas Rasul saw, kepada pendengarnya mengenai keadaan kaum Muslim kelak. Sekarang ini, kaum Muslimin tak ubahnya bagai hidangan lezat yang dikelilingi sekawanan orang-orang lapar. Namun, orang-orang tersebut harus berbagi, karenanya, hidangan tersebut harus dibagi di antara mereka menurut status sosial masing-masing 'tamu'.

Sesaat setelah kejatuhan Khilafah, dunia Muslim terbagi menjadi sejumlah negara-negara, yang masing-masing lebih mementingkan kekayaan dan ambisi duniawinya.

Korupsi meraja lela di negara-negara tersebut, dan benih-benih kezaliman, penguasa yang lalim tertanam teramat dalam. Kini, Umat terkotak-kotak dan setiap penguasa hanya sibuk mengurusi kepentingannya sendiri, dan musuh-musuh Islam bebas menginvasi setiap tanah Muslim seperti pemangsa yang menyerang mangsanya.

"Salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali ...”

Ini sebagai bukti bahwa di dalam Islam, jumlah bukanlah faktor yang paling penting. Kaum Muslim mencetak kemenangan pada perang Badar, padahal jumlah pasukan Musrykin Quraysh lebih besar dari pasukan Muslim, tiga melawan satu. Juga pada perang Yarmuk, pasukan Rumawi jauh lebih besar di banding kaum Muslim, tujuh lawan satu. Namun sebaliknya, situasi saat ini berbalik. Populasi kaum Muslimin lebih dari satu trilyun dan terus bertambah. Namun, angka yang fantastis ini tidak berpengaruh besar. Karena kebanyakan dari kaum Muslimin hanyalah sebagai budak hawa nafsu, seibarat sekawanan ternak yang tidak berakal yang hanya di manfaatkan oleh tuannya.

“...tetapi kamu umpama buih di lautan." Ini adalah gambaran yang lain! Deskripsi membawa artian yang dalam dan dapat dijabarkan jika seseorang mencoba mengkaji makna dari "buih dilautan".

Pertama, buih dilautan, menjelaskan perasaan kebanggaan dan kepercayaan diri. Kedua, buih hampir-hampir tak punya berat dan tak kokoh, bahkan jika terkena hembusan paling ringan dari angin akan menghancurkannya. Ini Menunjukkan, kebanggaan dan perasaan percaya diri tanpa dasar dan pada faktanya, tidak pernah ada. Karena hanya menghasilkan kepercayaan diri buta. Ketiga, buih dilaut tidak dapat menentukan atau mengendalikan dirinya, namun buih tersebut mengikuti aliran air. Dengan bahagia mengikuti aliran air diatas posisi khayalannya.

“...dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu.” Ada suatu masa, dimana kekuatan kaum Muslim ditakuti oleh semua musuhnya, disaat orang-orang dari seluruh dunia melakukan perjalanan untuk memperoleh pendidikan di negara-negara Muslim, disaat bahasa Arab menjadi bahasa kesuksesan. Masa tersebut telah lenyap sekarang ini. Kaum Muslim dan Islam secara umum tidak dipandang. Kenapa?

Nabi saw, mengatakan disebabkan oleh "al-Wahnu". Secara tegas, nabi saw, menjelaskan arti kata ini;"Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati."

Nah, masalah dan solusinya telah teridentifikasi. Setelah bombardir secara bertubi-tubi dari kaum kapitalis dan ideologi sosialis, dunia Muslim menjadi sangat materialistik, secara frustasi mengejar kesenangan duniawi, dengan sedikit sekali ingatan akan mati. Nabi Muhammad saw, mengatakan:

“Teruslah mengingat mati, karena hal tersebut akan mengesampingkan kesenangan dunia.” [Tirmidi]

Allah berfirman:

“Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”[An-Nisaa, 4:77-78]

Imam Ahmad mencatat riwayat dari Abu Dharda as,:

"Anda saja kamu mengetahui, apa yang engkau akan liat saat kematianmu, tentulah engkau tidak akan memakai segigitpun hidangan idamanmu, dan pula engkau tidak akan meminum lagi minuman lezat untuk memuaskan rasa dahaga mu yang tak terpuaskan"

Andai saja kaum Muslim menyadari bahwa kematian bukanlah akhir, namun sebuah permulaan, disitu tempat keadilan yang penuh rahmat dengan konsekuensi siksaan yang berat atau pahala yang indah. Tentulah keadaan kita yang menyedihkan ini akan berubah:

Dan ingatlah firman Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”[Ar-Ra’d, 13:11].

Maka obat daripada penyakit wahn ini tidak lain adalah kezuhudan kita kepada dunia. yang mana beliau saw telah mengajarkan kita ummatnya untuk berlaku zuhud dan seantiasa memotifasi agar lebih mengutamakan kehidupan ukhrawi. rasulullah saw bersabda :" zuhudlah di dunia maka ALLAH akan mencintai kalian, dan zuhudlah atas apa-apa yang ada di sebagian manusia, maka kamu akan dicintai oleh mereka " ( HR.ibnu majah dalam kitan zuhud ). jadi intinya adalah gejala penyakit hati yang diindikasikan oleh baginda rasulullah saw.

Read More......

Sifat istri shalihah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam:

عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تآئِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سآئِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا

“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ

“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, amin.

di ambil dari tulisan Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah

Read More......
Al-Irhab

my time


tools

Bookmark and Share

daftar pengunjung


ShoutMix chat widget

Labels

 

Copyright © 2009 by irhabi al-mubarok